JAKARTA. Pembangunan
terminal peti kemas (dry port) milik PT Kawasan Industri Jababeka Tbk di
Cikarang akhirnya terealisasi. Untuk tahap awal, pembangunan menelan investasi
mencapai Rp 200 miliar dengan luas lahan berkisar 10 hektar dari rencana total
200 hektare.
Lokasi dy port tersebut
berada di Kawasan Industri Cikarang Tahap III. Rencananya, pembangunan akan
selesai pada akhir 2009 dan dapat segera beroperasi di 2010 dengan total
investasi keseluruhan proyek mencapai sekitar Rp 2 triliun.
Dana investasi itu
sebagian berasal dari kas internal Jababeka dan dana sejumlah mitra Jababeka
asal Jepang serta Hong Kong. âDry port ini nantinya akan seperti di Pelabuhan
Laut, namun hanya letaknya di kawasan industri,â kata Sekretaris Perusahaan
Jababeka Muljadi Suganda, kemarin (9/9).
Menurut Muljadi, kelak
dry port berfungsi sebagai tempat untuk melakukan proses pengurusan dokumen
kepabeanan para pengusaha dapat dilakukan di kawasan industri. Sehingga
eksportir dan importir tidak perlu melakukan proses clearance saat di pelabuhan
laut.
Dengan Dry port
diharapkan menjadi fasilitas bagi industri atau perusahaan yang mendirikan pabriknya
di kawasan Kawasan Industri Jababeka, dalam proses ekspor dan impor. âPembangunan
dry port merupakan usulan dari Direktoran Jenderal Bea dan Cukai Departemen
Keuangan. Pihak bea dan cukai meminta pengerjaan tahap pertama dapat rampung
dalam 100 hari,â kata Presiden Direktur PT Jababeka SD Darmono.
Darmono optimis, dry
port akan tetap menjadi fasilitas yang dimanfaatkan pelaku usaha di kawasan
industri. Terutama untuk tahun depan. Kendati pada saat ini kinerja industri di
kawasa industri turun hingga 30%, terutama di sektor manufaktur yang terhantam
dampak krisis ekonomi global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar