JAKARTA. Indonesia
menjadi lahan subur bagi investor asing untuk menanamkan modalnya. Ketua Umum
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Usman Sudrajat mengatakan, para
investor asing dari Tiongkok sedang melakukan studi banding di sejumlah titik yang
akan menjadi pilihan kondusif untuk pertumbuhan industri. "Studi yang
sedang dilakukan Investor asal Tiongkok akan selesai pertengahan tahun ini,"
ujar Ade kepada KONTAN, Senin (28/2).
Menurut Ade, pada
pengujung tahun 2011, kemungkinan besar para investor asal Tiongkok sudah mulai
membangun pabrik di tempat-tempat yang menurut studi mereka kondusif buat
pembangunan pabrik. Salah satu yang menjadi pertimbangan mereka adalah
infrastruktur yang baik seperti pelabuhan, listrik, jalur kereta api dan
persediaan air.
"Sasaran para
investor asal Tiongkok ini bukan hanya Jawa Barat, tapi juga Jawa Tengah."
Ade menambahkan, investor asal Tiongkok ini berencana berada di satu kawasan saja.
Ade menyambut optimistis kehadiran para investor ini sebab Indonesia bisa
mendapatkan keuntungan seperti terbukanya lapangan kerja baru, pertumbuhan
ekonomi daerah akan terbantu, pendapatan pajak juga akan meningkat dan
perputaran ekonomi Indonesia akan semakin lancar.
Hal senada juga
diungkapkan oleh Corporate Secretary PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Mulyadi
Suganda, bahwa pada penghujung tahun 2010 lalu, sejumlah investor asing telah
beroperasi di Cikarang dan membeli tanah seluas 20 hektar (ha), di antaranya
adalah investor asal Jepang, Korea dan Taiwan. "Pada tahun 2011 ini,
permintaan dari investor asing semakin banyak," kata Mulyadi kepada
KONTAN, Senin (28/2).
Sepanjang tahun 2010,
accounting self PT Jababeka naik sebesar 65,6%, atau Rp 159 miliar dari tahun
2009 sebesar Rp 96 miliar. Sementara pada tahun 2011, Jababeka menargetkan
pertumbuhan sebesar 15%. "Tapi melihat perkembangan perindustrian yang
semakin baik, kami yakin pendapatan kami bisa melebihi target," imbuh
Mulyadi.
Corporate Secretary PT
Surya Semesta Internusa, Tbk, Utari Sulistiowati, membenarkan bahwa kawasan
industri pada tahun 2010 berkembang pesat. "Pada tahun 2011 ini permintaan
pembangunan pabrik terus mengalir," kata Utari kepada pekan lalu.
Menurutnya, pada tahun
2009 penjualan PT Surya Semesta Internusa melalui anak usahanya PT Surya
Semesta Swadaya menjual tanah seluas 5,35 ha. Namun pada tahun 2010 lalu
penjualan ini terus meningkat secara signifikan menjadi 36.38 ha.
"Peningkatan
permintaan ini, karena pada tahun lalu sampai saat ini para pemodal dari
otomotif mulai melirik daerah kawasan Karawang Timur ini," tandas Utari.
Utari memaparkan bahwa
banyak pemodal termasuk asing yang ingin mendirikan pabrik di kawasan industri
Karawang ini karena fasilitas dan komunitas pengembangnya yang baik.
Pertumbuhan pada tahun ini juga diperkirakan jauh lebih tinggi dibanding tahun
2010. Utari mencontohkan seperti PT. Bekaert asal Belgia dan PT JVC Elektronik
asal Jepang.
Selain itu, Utari juga
membeberkan bahwa pada bulan Januari 2011 lalu, PT Astra Daihatsu Motor (ADM)
sudah menunjukkan komitmen untuk membeli 121 ha, dan PT Nestle Indonesia Tbk
pada pertengahan Februari ini sudah membeli 28 ha.
Pada bulan Januari -
Februari 2011 ini saja penjualan PT Surya Semesta kami sudah mencapai 145 ha.
"Tren penjualan sekarang ini sangat luar biasa," terang Utari.
Okupansi di Kawasan PT Surya Semesta Internusa hampir mencapai 50%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar