Investor asing kian gencar menanamkan modal di kawasan industri Jababeka




Oleh Noverius Laoli - Senin, 28 Februari 2011 | 11:49 WIB

JAKARTA. Indonesia menjadi lahan subur bagi investor asing untuk menanamkan modalnya. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Usman Sudrajat mengatakan, para investor asing dari Tiongkok sedang melakukan studi banding di sejumlah titik yang akan menjadi pilihan kondusif untuk pertumbuhan industri. "Studi yang sedang dilakukan Investor asal Tiongkok akan selesai pertengahan tahun ini," ujar Ade kepada KONTAN, Senin (28/2).

Menurut Ade, pada pengujung tahun 2011, kemungkinan besar para investor asal Tiongkok sudah mulai membangun pabrik di tempat-tempat yang menurut studi mereka kondusif buat pembangunan pabrik. Salah satu yang menjadi pertimbangan mereka adalah infrastruktur yang baik seperti pelabuhan, listrik, jalur kereta api dan persediaan air.

"Sasaran para investor asal Tiongkok ini bukan hanya Jawa Barat, tapi juga Jawa Tengah." Ade menambahkan, investor asal Tiongkok ini berencana berada di satu kawasan saja. Ade menyambut optimistis kehadiran para investor ini sebab Indonesia bisa mendapatkan keuntungan seperti terbukanya lapangan kerja baru, pertumbuhan ekonomi daerah akan terbantu, pendapatan pajak juga akan meningkat dan perputaran ekonomi Indonesia akan semakin lancar.

Hal senada juga diungkapkan oleh Corporate Secretary PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Mulyadi Suganda, bahwa pada penghujung tahun 2010 lalu, sejumlah investor asing telah beroperasi di Cikarang dan membeli tanah seluas 20 hektar (ha), di antaranya adalah investor asal Jepang, Korea dan Taiwan. "Pada tahun 2011 ini, permintaan dari investor asing semakin banyak," kata Mulyadi kepada KONTAN, Senin (28/2).

Sepanjang tahun 2010, accounting self PT Jababeka naik sebesar 65,6%, atau Rp 159 miliar dari tahun 2009 sebesar Rp 96 miliar. Sementara pada tahun 2011, Jababeka menargetkan pertumbuhan sebesar 15%. "Tapi melihat perkembangan perindustrian yang semakin baik, kami yakin pendapatan kami bisa melebihi target," imbuh Mulyadi.

Corporate Secretary PT Surya Semesta Internusa, Tbk, Utari Sulistiowati, membenarkan bahwa kawasan industri pada tahun 2010 berkembang pesat. "Pada tahun 2011 ini permintaan pembangunan pabrik terus mengalir," kata Utari kepada pekan lalu.

Menurutnya, pada tahun 2009 penjualan PT Surya Semesta Internusa melalui anak usahanya PT Surya Semesta Swadaya menjual tanah seluas 5,35 ha. Namun pada tahun 2010 lalu penjualan ini terus meningkat secara signifikan menjadi 36.38 ha.

"Peningkatan permintaan ini, karena pada tahun lalu sampai saat ini para pemodal dari otomotif mulai melirik daerah kawasan Karawang Timur ini," tandas Utari.

Utari memaparkan bahwa banyak pemodal termasuk asing yang ingin mendirikan pabrik di kawasan industri Karawang ini karena fasilitas dan komunitas pengembangnya yang baik. Pertumbuhan pada tahun ini juga diperkirakan jauh lebih tinggi dibanding tahun 2010. Utari mencontohkan seperti PT. Bekaert asal Belgia dan PT JVC Elektronik asal Jepang.

Selain itu, Utari juga membeberkan bahwa pada bulan Januari 2011 lalu, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) sudah menunjukkan komitmen untuk membeli 121 ha, dan PT Nestle Indonesia Tbk pada pertengahan Februari ini sudah membeli 28 ha.

Pada bulan Januari - Februari 2011 ini saja penjualan PT Surya Semesta kami sudah mencapai 145 ha. "Tren penjualan sekarang ini sangat luar biasa," terang Utari. Okupansi di Kawasan PT Surya Semesta Internusa hampir mencapai 50%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar